Saturday, October 29, 2016
Halo 4 Pictures of the Crimson Pack 0
Halo 4 Pictures of the Crimson Pack 0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan dari perkawinan adalah untuk memperoleh anak dan keturunan yang sah dan bersih nasabnya, yang dihasilkan dengan cara yang wajar dari pasangan suami istri.
Namun tidak semua pasangan suami istri bisa mempunyai keturunan sebagaimana yang diharapkan karena ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang istri tidak dapat mengandung, baik yang datang dari pihak suami maupun istri itu sendiri.
Akan tetapi pada zaman sekarang ini para ilmuan telah menemukan suatu cara untuk medapatkan keturunan dari pasangan suami istri yang mengalami mandul, yaitu dengan menggunakan teknologi bayi tabung. Dan yang menjadi masalah pada teknologi bayi tabung ini adalah apakah Islam membolehkan teknologi bayi tabung ini atau tidak, jika dibolehkan apa alasannya dan begitu juga sebaliknya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembahasan ini adalah bisa mengetahui apa yang dimaksud dengan bayi tabung, dan apa hukum menggunakan bayi tabung dalam pandangan hukum Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bayi Tabung
In vitro vertilization (IVF) atau yang lebih dikenal dengan sebutan bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita. In vitro adalah bahasa latin yang berarti dalam gelas atau tabung gelas, dan vertilization berasal dari bahasa Inggris yang artinya pembuahan, sehingga dikenal dengan sebutan bayi tabung.
Dan pengertian bayi tabung menurut M.Ali Hasan dalam bukunya yang berjudul Masail Fiqhiyah Al-Haditsah adalah bayi yang didapatkan melalui proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim sehingga terjadi embrio tidak secara alamiah, melainkan dengan bantuan ilmu kedokteran.[1][1]
Adapun ilmuan yang menemukan teknologi bayi tabung ini adalah Robert Geoffrey Edwards, ia memberikan celah kepada pasangan yang menemui jalan buntu untuk mempunyai keturunan. Teknik bayi tabung atau in vitro fertilization(IVF) yang dikembangkannya membantu jutaan anak lahir dan menghadirkan senyum orang tua, sekaligus mendatangkan kontroversi dengan kelompok religius.
Sekitar 10 % pasangan di dunia mengalami ketidak suburan (infertilitas). Penyebab infertilitas, antara lain, gangguan pada sperma, sumbatan saluran telur, endometriosis, gangguan perkembangan sel telur, dan sebab yang tak dapat dijelaskan. Jika penanganan gangguan reproduksi tak berhasil, program bayi tabung menjadi harapan.
Lewat program bayi tabung, pembuahan sel telur dilakukan di luar tubuh. Sel telur diambil dari indung telur dan dibuahi dengan sperma yang sudah disiapkan di laboratorium. Embrio yang telah terbentuk (stadium 4-8 sel) lalu ditanamkan kembali ke rahim ibu, biasanya 2-3 embrio guna memperbesar peluang kehamilan. Embrio itu diharapkan tumbuh sebagaimana layaknya pembuahan alamiah.
Sejak awal 1950-an, Edwards telah membayangkan betapa teknik pembuahan di luar tubuh mampu membantu pasangan mengatasi masalah infertilitas. Penelitian oleh ilmuwan lain sebelumnya berhasil menunjukkan sel telur dari kelinci dapat dibuahi di cawan petri dengan menambahkan sperma.
Edwards memutuskan menginvestigasi kemungkinan cara serupa diterapkan kepada manusia. Hasilnya, tidak terlalu memuaskan lantaran sel telur manusia mempunyai siklus hidup berbeda dibandingkan kelinci.
Tak berputus asa, dalam rangkaian percobaan ilmiah dan setelah berganti beberapa rekan kerja, Edwards menghasilkan sejumlah penemuan fundamental. Dia mengklarifikasi proses pematangan sel telur, perbedaan hormon yang memengaruhi pematangan sel telur, dan waktu terbaik pembuahan oleh sperma. Dia juga berhasil menentukan kondisi terbaik pengaktifan sperma guna membuahi sel telur.
Tahun 1969 termasuk bersejarah bagi Edwards. Untuk pertama kalinya, sebuah sel telur manusia dibuahi di cawan laboratorium. Namun, sel telur yang dibuahi itu tak berkembang sesuai yang diinginkan. Saat itulah dia berkesimpulan, hasil akan lebih baik jika sel telur telah matang di dalam ovarium terlebih dahulu, sebelum dipindahkan ke luar untuk dibuahi.
Lompatan maju riset Edwards terutama dicapai setelah bekerja sama dengan ginekolog Patrick Steptoe yang saat itu tengah mengembangkan teknik laparoskopi (teknik operasi dengan sayatan kecil) yang memungkinkan pengamatan terhadap ovarium lewat instrumen optik.
Steptoe menggunakan laparoskopi untuk memindahkan sel telur dari indung telur dan Edwards melakukan kultur sel serta menambahkan sperma. Hasilnya, sel telur dapat membelah beberapa kali dan membentuk embrio awal (ukuran 8 sel).
Keajaiban yang dihadirkan dunia kedokteran itu terjadi pada 1978 setelah sekitar 100 percobaan gagal yang berujung pada kehamilan singkat. Saat itulah pasangan Lesley dan John Brown datang kepada Edwards setelah gagal mendapatkan keturunan selama sembilan tahun.
Teknik IVF yang lebih disempurnakan lalu digunakan terhadap pasangan itu. Setelah embrio berukuran delapan sel dikembalikan ke rahim Lesley Brown, lahirlah bayi sehat Louise Brown dengan operasi caesar pada 25 Juli 1978.
Teknik IVF telah berpindah dari visi menjadi realitas. Edwards dan Steptoe lalu mendirikan Bourn Hall Clinic di Cambridge, pusat terapi IVF pertama di dunia. Selanjutnya, Edwards dan rekan kerjanya menyempurnakan IVF, lalu menyebarkannya ke seluruh dunia.
Sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan modern dan teknologi kedokteran dan biologi yan
Available link for download
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment