Wednesday, January 25, 2017
Epson L800 Printer Foto Sistem Infus yang Original
Epson L800 Printer Foto Sistem Infus yang Original
Banyak orang yang mengotak-atik printer di pasaran dengan tambahan selang dan tabung tinta. Ink tank system atau biasa disebut sistem infus seperti itu tiada lain
untuk merekayasa agar ongkos cetak murah karena penggunaan tinta yang efisien.
Printer sistem infus inipun sudah jamak digunakan di berbagai kios cetak foto. Bahkan, kini mulai merambah pengguna pribadi. Banyak yang menawarkan jasa memasang infus termasuk isi ulang tintanya.
Sayangnya, iming-iming ongkos cetak yang murah seringkali harus dibayar kerepotan. Misalnya, tabung tinta yang terpisah dengan badan printer membuat perangkat tersebut sulit dipindah-pindahkan. Untuk melakukan isi ulang tinta juga sering membuat tinta tercecer di mana-mana. belum lagi masalah head printer yang macet karena tintanya tidak terjamin kualitasnya.
Tapi jangan khawatir, saat ini sudah ada printer foto dengan sistem infus yang original. Epson menjadi perusahaan pertama yang menyediakannya dengan merilis model Epson L800. Produk yang akan keluar ke pasar mulai awal Juni 2011 tersebut diperkenalkan kepada pers dan mitra bisnis di Bali, 14-16 Mei 2011.
"Bagi kami printer bukan hanya produk semata tapi sebagai tools yang membantu masyarakat Indonesia," kata Hirasaki Michiya, Presiden Direktur PT Epson Indonesia saat memperkenalkan L800 di depan pers, Sabtu (14/5/2011). Ia mengatakan, pihaknya merancang printer agar memiliki nilai (value) yang kuat seperti menyediakan ongkos cetak yang hemat dan tidak mudah rusak.
Epson L800 merupakan printer ketiga dengan sistem infus yang dirilis Epson ke pasar. Sebelumnya, L100 dan L200 yang ditujukan untuk mencetak dokumen telah lebih dulu dirilis Oktober 2010. Tak hanya itu, Epson satu-satunya produsen yang sudah merilis printer dengan sistem infus.
"Ini untuk pertama kalinya di dunia Epson meluncurkan photo printer dengan enam warna," kata M Husni Nurdin, Deputy Country Manager PT Epson Indonesia. Bahkan, Indonesia menjadi negara pertama pemasaran printer tersebut. Menurut Husni, Indonesia menjadi contoh bagi negara lain karena dinilai sukses memasarkan printer sistem infus.
Dibanding sistem infus tambahan hasil rekayasa pihak ketiga, solusi yang ditawarkan Epson memang terintegrasi. Enam tabung tinta yang terdiri dari warna cyan, magenta, kuning, hitam, photo (light) cyan, photo (light) magenta, ditempatkan di kompartemen khusus yang mudah dibongkar pasang saat isi ulang atau akan dipindah ke tempat lain tanpa selang yang berseliweran.
"Instalasi pihak ketiga umumnya membuat ruangan kerja berantakan, tinta mudah bocor, hasil cetakan rendah, head buntu, sulit melakukan transportasi, dan tidak lagi berlaku garansi," kata Riswin Li, Product Marketing Manager PT Epson Indonesia.
Menurutnya, instalasi pihak ketiga seringkali dengan pemasangan selang tinta yang tidak pas sehingga membuat tinta sering bocor. Tinta palsu juga menghasilkan warna yang tidak sempurna karena sering mengandung gelembung-gelembung udara akibat proses penyuntikan ulang yang tidak benar. Kebuntuan di bagian head juga sering terjadi karena instalasi pihak ketiga biasanya dilakukan tanpa memperhitungkan kondisi lingkungan sehingga mudah kemasukan debu.
Dengan teknologi Micro Piezo yang merupakan paten teknologi Epson, L800 diklaim akan menghasilkan kedalaman warna lebih akurat, detil, dan gradasi halus. Micro Piezo menggunkan perubahan arus listrik di head bukan panas seperti head printer pada umumnya bisa mencetak dengan resolusi 5760x1440 dpi dan bisa mengeluarkan tetas tinta dalam tiga ukuran berbeda. Paket tintanya bisa mencetak hingga 1800 lembar foto ukuran 4R, masing-masing dengan waktu hanya 13 detik. Soal ongkos cetak, satu botol tinta dijual 10,5 dollar AS sehingga satu foto 4R membutuhkan biaya sekitar Rp 350.
Riswin mengatakan, Epson L800 akan dijual dengan harga 272 dollar AS belum termasuk pajak. Target pasarnya adalah perusahaan menengah hingga besar. Tapi, perusahaan kecil, mahasiswa yang berhubungan dengan grafis cetak, dan keluarga juga menjadi target.
untuk merekayasa agar ongkos cetak murah karena penggunaan tinta yang efisien.
Printer sistem infus inipun sudah jamak digunakan di berbagai kios cetak foto. Bahkan, kini mulai merambah pengguna pribadi. Banyak yang menawarkan jasa memasang infus termasuk isi ulang tintanya.
Sayangnya, iming-iming ongkos cetak yang murah seringkali harus dibayar kerepotan. Misalnya, tabung tinta yang terpisah dengan badan printer membuat perangkat tersebut sulit dipindah-pindahkan. Untuk melakukan isi ulang tinta juga sering membuat tinta tercecer di mana-mana. belum lagi masalah head printer yang macet karena tintanya tidak terjamin kualitasnya.
Tapi jangan khawatir, saat ini sudah ada printer foto dengan sistem infus yang original. Epson menjadi perusahaan pertama yang menyediakannya dengan merilis model Epson L800. Produk yang akan keluar ke pasar mulai awal Juni 2011 tersebut diperkenalkan kepada pers dan mitra bisnis di Bali, 14-16 Mei 2011.
"Bagi kami printer bukan hanya produk semata tapi sebagai tools yang membantu masyarakat Indonesia," kata Hirasaki Michiya, Presiden Direktur PT Epson Indonesia saat memperkenalkan L800 di depan pers, Sabtu (14/5/2011). Ia mengatakan, pihaknya merancang printer agar memiliki nilai (value) yang kuat seperti menyediakan ongkos cetak yang hemat dan tidak mudah rusak.
Epson L800 merupakan printer ketiga dengan sistem infus yang dirilis Epson ke pasar. Sebelumnya, L100 dan L200 yang ditujukan untuk mencetak dokumen telah lebih dulu dirilis Oktober 2010. Tak hanya itu, Epson satu-satunya produsen yang sudah merilis printer dengan sistem infus.
"Ini untuk pertama kalinya di dunia Epson meluncurkan photo printer dengan enam warna," kata M Husni Nurdin, Deputy Country Manager PT Epson Indonesia. Bahkan, Indonesia menjadi negara pertama pemasaran printer tersebut. Menurut Husni, Indonesia menjadi contoh bagi negara lain karena dinilai sukses memasarkan printer sistem infus.
Dibanding sistem infus tambahan hasil rekayasa pihak ketiga, solusi yang ditawarkan Epson memang terintegrasi. Enam tabung tinta yang terdiri dari warna cyan, magenta, kuning, hitam, photo (light) cyan, photo (light) magenta, ditempatkan di kompartemen khusus yang mudah dibongkar pasang saat isi ulang atau akan dipindah ke tempat lain tanpa selang yang berseliweran.
"Instalasi pihak ketiga umumnya membuat ruangan kerja berantakan, tinta mudah bocor, hasil cetakan rendah, head buntu, sulit melakukan transportasi, dan tidak lagi berlaku garansi," kata Riswin Li, Product Marketing Manager PT Epson Indonesia.
Menurutnya, instalasi pihak ketiga seringkali dengan pemasangan selang tinta yang tidak pas sehingga membuat tinta sering bocor. Tinta palsu juga menghasilkan warna yang tidak sempurna karena sering mengandung gelembung-gelembung udara akibat proses penyuntikan ulang yang tidak benar. Kebuntuan di bagian head juga sering terjadi karena instalasi pihak ketiga biasanya dilakukan tanpa memperhitungkan kondisi lingkungan sehingga mudah kemasukan debu.
Dengan teknologi Micro Piezo yang merupakan paten teknologi Epson, L800 diklaim akan menghasilkan kedalaman warna lebih akurat, detil, dan gradasi halus. Micro Piezo menggunkan perubahan arus listrik di head bukan panas seperti head printer pada umumnya bisa mencetak dengan resolusi 5760x1440 dpi dan bisa mengeluarkan tetas tinta dalam tiga ukuran berbeda. Paket tintanya bisa mencetak hingga 1800 lembar foto ukuran 4R, masing-masing dengan waktu hanya 13 detik. Soal ongkos cetak, satu botol tinta dijual 10,5 dollar AS sehingga satu foto 4R membutuhkan biaya sekitar Rp 350.
Riswin mengatakan, Epson L800 akan dijual dengan harga 272 dollar AS belum termasuk pajak. Target pasarnya adalah perusahaan menengah hingga besar. Tapi, perusahaan kecil, mahasiswa yang berhubungan dengan grafis cetak, dan keluarga juga menjadi target.
Available link for download
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment